Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Responsive Advertisement

WISATA MALANG BROMO | KENTHA TOUR HOLIDAY

Wisata malang kentha 

Pada era dulu kala kala kerajaan majapahit hadapi serbuan dari bermacam wilayah sehingga penduduk pribumi kerajaan majapahit melarikan diri buat mencari tempat tinggal baru demi keselamatan hidup mereka serta pada kesimpulannya mereka terpisah jadi 2 bagian ialah awal menuju kawasan gunung bromo serta yang kedua mengarah Pulau Bali. Sebab berasal dari posisi yang sama sehingga ke 2 tempat ini hingga saat ini memiliki kesamaan hendak budaya, agama, adat istiadat ialah menganut keyakinan agama Hindu.

Sejarah Serta Legenda Gunung Bromo Jawa Timur Masyarakat Suku Tengger yang terdapat di kawasan Gunung Bromo berasal dari Legenda Roro Anteng serta Joko Seger yang diyakini selaku asal usul nama Tengger itu.“ Teng” akhiran nama Roro An-” teng” serta“ ger” akhiran nama dari Joko Se-” ger” serta Gunung Bromo sendiri dipercaya selaku gunung suci. Mereka menyebutnya selaku Gunung Brahma. orang Jawa setelah itu menyebutnya Gunung Bromo. Seperti itu sejarah serta legenda terjadinya gunung bromo purba.

CERITA ASAL USUL SUKU TENGGER

Asal usul Suku Tengger berasal dari cerita rakyat ataupun legenda” Joko Seger“ Serta“ Rara Anteng”. Dari suatu pertapaan, istri seseorang Brahmana/ Pandhita baru saja melahirkan seseorang putra yang fisiknya sangat fit dengan tangisan yang sangat keras kala lahir, serta karenanya balita tersebut diberi nama” Joko Seger“.

Di tempat dekat Gunung Pananjakan, pada waktu itu terdapat seseorang anak wanita yang lahir dari titisan dewa. Mukanya menawan serta elok. Ia salah satunya anak yang sangat menawan di tempat itu. Kala dilahirkan, anak itu tidak seperti balita lahir. Dia diam, tidak menangis sewaktu awal kali menghisap hawa. Balita itu begitu tenang, lahir tanpa menangis dari rahim ibunya. Hingga oleh orang tuanya, balita itu dinamai“ Rara Anteng”.

Dari hari ke hari badan Rara Anteng berkembang jadi besar. Garis- garis kecantikan terlihat jelas diwajahnya. Termasyurlah Rara Anteng hingga ke bermacam tempat. Banyak putera raja melamarnya. Tetapi pinangan itu ditolaknya, sebab Rara Anteng telah terpikat hatinya kepada Joko Seger.

Sesuatu hari Rara Anteng dipinang oleh seseorang bajak yang populer sakti serta kokoh. Bajak tersebut populer sangat jahat. Rara Anteng yang populer halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar yang sakti. Hingga dia memohon biar dibuatkan lautan di tengah- tengah gunung. Dengan permintaan yang aneh, dianggapnya pelamar sakti itu tidak hendak penuhi permintaannya. Lautan yang dimohon itu wajib terbuat dalam waktu satu malam, ialah dimulai dikala matahari terbenam sampai berakhir kala matahari terbit. Disanggupinya permintaan Rara Anteng tersebut.

Pelamar sakti tadi mengawali mengerjakan lautan dengan perlengkapan suatu tempurung( batok kelapa) serta pekerjaan itu nyaris berakhir. Memandang realitas demikian, hati Rara Anteng mulai risau. Gimana metode menggagalkan lautan yang lagi dikerjakan oleh Bajak itu? Rara Anteng merenungi nasibnya, dia tidak dapat hidup bersuamikan orang yang tidak dia cintai. Setelah itu dia berupaya menenangkan dirinya. Seketika mencuat hasrat buat menggagalkan pekerjaan Bajak itu.

Rara Anteng mulai menumbuk padi di tengah malam. Pelan- pelan suara tumbukan serta gesekan alu membangunkan ayam- ayam yang lagi tidur. Kokok ayam juga mulai bersahutan, seolah- olah fajar sudah datang, namun penduduk belum mulai dengan aktivitas pagi.

Bajak mendengar ayam- ayam berkokok, namun benang putih disebelah timur belum pula terlihat. Berarti fajar tiba saat sebelum waktunya. Setelah itu ia merenungi nasib sialnya. Rasa jengkel serta marah dicampur emosi serta pada kesimpulannya Tempurung( Batok kelapa) yang dipakai selaku perlengkapan mengeruk pasir itu dilemparkannya serta jatuh tertelungkup di samping Gunung Bromo serta berganti jadi suatu gunung yang hingga saat ini dinamakan Gunung Batok.

Dengan kegagalan Bajak membuat lautan di tengah- tengah Gunung Bromo, suka citalah hati Rara Anteng. Dia melanjutkan ikatan dengan pacarnya, Joko Seger. Setelah itu hari Rara Anteng serta Joko Seger jadi pendamping suami istri yang senang, sebab keduanya silih mengasihi serta menyayangi.

Pendamping Rara Anteng serta Jaka Seger membangun pemukiman serta setelah itu memerintah di kawasan Tengger dengan istilah Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, artinya“ Penguasa Tengger Yang Budiman”. Nama Tengger diambil dari akhir suku kata nama Rara Anteng serta Jaka Seger. Kata Tengger berarti pula Tenggering Budi Luhur ataupun pengenalan moral besar, simbol perdamaian abad



Posting Komentar

0 Komentar